Name: Nawangsih A1B218071
Kasus
penyebaran virus corona yang kian hari kian meningkat dan sangat
mengkhawatirkan semua pihak. Akibat dari virus covid-19 ini banyak terjadi
kerugian dikehidupan masyarakat seperti pada aspek ekonomi, kesehatan, ataupun
pendidikan. Pemerintah telah meminta masyarakat untuk tetap menjaga protokol
kesehatan dengan menjaga jarak, tidak berkumpul di tempat yang ramai, memakai
masker, dll. Mirisnya, imbauan pemerintah ini dianggap sekedar angin lalu oleh
masyarakat. Diberbagai pelosok daerah dikabarkan terjadi peningkatan kasus
penyebaran virus corona hingga berstatus zona merah. Salah satunya adalah
daerah Jambi. Dilansir dari laman republika.co.id, satgas covid-19 Provinsi
Jambi menyatakan dua kabupaten yaitu Kabupaten Batanghari dan Kabupaten Muaro
Jambi berada pada status zona merah atau terindikasi sebagai daerah yang tinggi
penularan covid-19. Sebelumnya, Kota Jambi dan Kota Sungai Penuh juga berada
pada status zona merah namun pada saat ini dikabarkan telah turun ke zona
oranye. Melihat dari peningkatan kasus penyebarannya, ada beberapa kemungkinan
yang menyebabkan terjadi lonjakan kasus berdasarkan analisis saya.
Penyebab pertama datang dari tradisi
mudik lebaran yang setiap setahun sekali dilakukan oleh masyarakat. Seperti
yang kita ketahui bersama, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan larangan
mudik lebaran pada hari-hari menjelang Hari Raya Idul-Fitri bahkan menekankan
akan memberikan hukuman atau sanksi jika tertangkap basah melakukan perjalanan
mudik. Hal ini dilakukan oleh pemerintah bertujuan untuk mengurangi penyebaran
covid-19 yang dirasa tidak berkurang secara signifikan. Sayangnya, masih banyak
masyarakat yang bebal dan tidak mematuhi kebijakan ini. Di daerah Jambi
sendiri, yang awalnya tidak ada lonjakan kasus kini berubah status yang kemungkinan
besar adalah akibat banyaknya perantau dan pendatang dari berbagai daerah
berkunjung ke daerah Jambi. Ketidakpedulian masyarakat dari daerah pendatang
tentu saja merugikan masyarakat daerah Jambi. Untuk itu, perlu adanya kesadaran
untuk mematuhi kebijakan yang telah pemerintah tetapkan demi kepentingan
bersama.
Mengingat sekarang adalah bulan
Ramadhan, penyebab kedua dapat disebabkan karena masyarakat sekitar tidak ingin
melewatkan euphoria tradisi di bulan Ramadhan.
Identiknya saat bulan Ramadhan, kita akan menemui kegiatan seperti buka
bersama, ngabuburit sambil berburu takjil menjelang buka puasa hingga
beramai-ramai berburu baju baru yang akan dipakai ketika lebaran dan tentu saja
diskon besar-besaran. Karena dianggap sebagai tradisi setahun sekali, banyak
masyarakat yang seakan melupakan fakta bahwa pandemi covid-19 tengah mewabah
sehingga mereka dengan santai nya tetap melakukan aktivitas di bulan Ramadhan
selayaknya tahun-tahun sebelumnya. Alhasil, pada akhir bulan April 2021
beberapa daerah di Jambi dikabarkan berubah menjadi status zona merah covid-19 dikarenakan
kegiatan selama bulan Ramadhan yang menyimpang dari anjuran pemerintah untuk
menjaga jarak dan menjauhi keramaian.
Tidak jauh dari anjuran untuk
menjaga jarak dan menjauhi keramaian, masih banyak masyarakat yang melupakan
dasar protokol kesehatan seperti memakai masker dan mencuci tangan. Virus
covid-19 yang dapat menular dari droplet ini
membuat kita diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan. Namun nyatanya,
tidak hanya satu atau dua orang yang seakan mengacuhkan menggunakan masker di
jalanan ketika bertemu seseorang dan malas mencuci tangan setelah bepergian
keluar rumah. Dengan melupakan untuk melakukan dasar protokol kesehatan ini
malah akan membuat penyebaran virus corona semakin meningkat seperti yang
terjadi di daerah Jambi.
Kasus penyebaran covid-19 yang kian
meningkat tentu seakan menjadi mimpi buruk yang entah kapan akan usai.
Penyebarannya meluas di seluruh pelosok negeri. Pemerintah telah mengupayakan
agar penyebarannya dapat menurun secara signifikan. Sayangnya, masyarakat
terkesan tidak menghiraukan imbauan pemerintah. Salah satu daerah yang
mengalami kelonjakan kasus penyebaran covid-19 dengan status zona merah adalah
daerah Jambi. Beberapa penyebab terjadinya hal ini dikarenakan masyarakat yang
menyepelekan kebijakan untuk mudik lebaran dan tidak mematuhi protokol
kesehatan hingga kurangnya kesadaran menahan diri untuk tidak terlalu
menggebu-gebu dalam tradisi Ramadhan dan Hari Raya Idul-Fitri. Berdasarkan hal
ini, menurut saya kesadaran masyarakat adalah yang paling utama karena dikondisi
seperti saat ini kesadaran bersama akan menjadi langkah bijak untuk kedepannya.
Tidak ada komentar: