Februari 2021 - Nawang's Journal

Jumat, 26 Februari 2021

Sisi Positif Pembelajaran Jarak Jauh yang Mungkin Tidak Kamu Sadari Selama Ini
Februari 26, 20210 Comments
Name: Nawangsih
Student ID: A1B218071
Entrepreneurship Project in Creative Writing


Pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia, membuat pemerintah di berbagai negara mengambil keputusan untuk menerapkan kebijakan new normal yang mana mengharuskan kita meminimalisir kegiatan di luar rumah dan memperbanyak melakukan pekerjaan dari rumah sebagai gantinya. Jelas dirasakan bahwa adanya pandemi ini sangatlah menghambat kita melakukan aktivitas seperti biasanya. Diikuti juga imbauan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud) yang menutup sekolah maupun kampus guna mengurangi penyebaran virus lebih lanjut. Walau demikian setiap siswa tetap memiliki hak untuk belajar, untuk itu solusi tepat yang ditawarkan pemerintah adalah belajar secara daring yang dilakukan dirumah. Meski butuh banyak penyesuaian, perlu diketahui bahwa belajar daring terdapat sisi positif untuk guru maupun siswa.


Sisi positif yang terasa perbedaannya jika dibandingkan dengan belajar tatap muka di sekolah adalah pembelajaran daring lebih fleksibel. Fleksibel dalam konteks ini dapat diartikan dengan tidak terikat oleh tempat dan waktu. Umumnya, proses belajar dan mengajar tidak lengkap rasanya jika tidak berada di lingkungan yang memang diperuntukkan untuk melaksanakan pendidikan seperti sekolah, tempat les maupun kampus. Namun, karena proses pembelajaran dialihkan menjadi daring, tempat dilaksanakannya pun menjadi lebih bervariatif pula. Selain itu, waktu proses belajar dan mengajar dapat disesuaikan tergantung kesepakatan bersama walaupun sebelumnya telah ada jadwal yang ditentukan. Hal ini berarti proses belajar mengajar dapat dilakukan kapanpun dan dimanapun.


Pembelajaran secara daring berarti secara tidak langsung menekankan setiap pihak untuk  mengeksplorasi teknologi. Dewasa ini, teknologi menyediakan cakupan yang luas untuk kebebasan belajar mandiri sehingga memudahkan kita menemukan, mengolah, dan menyediakan informasi yang tidak hanya berguna untuk diri sendiri namun juga kepada khalayak umum. Dengan kita mendalami teknologi, wawasan dan kemampuan kita mengaplikasikan teknologi akan berkembang sehingga kita menjadi mengetahui dan memahami pentingnya peranan teknologi. Hal inilah yang menjadi sisi positifnya. Setiap saat kita akan belajar hal baru yang didapat dari usaha mengeksplorasi teknologi seperti kemampuan mengoperasikan mobile learning dan aplikasi perangkat lunak serta menguasai literasi teknologi.


Dengan adanya kebijakan belajar daring, kita mendapatkan kesempatan untuk memutuskan lingkungan belajar yang nyaman bagi kita sendiri. Kesempatan ini menjadi sisi positif lain dari pembelajaran daring. Setiap orang memiliki perspektif yang berbeda-beda terkait kenyamanan belajar. Beberapa siswa lebih nyaman belajar di lingkungan yang tenang namun sebagian lainnya lebih nyaman belajar di lingkungan yang ramai. Untuk itu, kesempatan memutuskan lingkungan belajar ini sangat cocok agar siswa mendapatkan kenyamanan belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. Tidak ada paksaan ataupun larangan. Selagi siswa mematuhi kesepakatan pembelajaran daring yang telah ditetapkan, kebebasan lingkungan belajar tidak akan menjadi perdebatan antara guru dan siswa.


Sisi positif lainnya adalah menghemat biaya pengeluaran. Beberapa sekolah dan kampus menetapkan siswa untuk belajar dirumah sehingga mereka tidak akan mengeluarkan biaya sebanyak belajar di lingkungan sekolah dan kampus. Hal ini dikarenakan mereka tidak membutuhkan jasa transportasi, biaya makan ataupun jajan di kantin, bahkan kebutuhan perlengkapan sekolah seperti sekolah normal. Walau dibeberapa waktu akan memungkinkan siswa untuk mengeluarkan uang seperti membeli kuota internet. Untuk itu agar menghindari biaya pengeluaran yang berlebihan, pemerintah memberikan bantuan kuota internet secara berkala setiap satu bulan sekali.


Kebijakan new normal memang terasa memberatkan karena menghambat beberapa aktivitas yang biasa kita lakukan sebelum pandemi termasuk kegiatan belajar mengajar di sekolah dan kampus. Dikarenakan sekolah dan kampus ditutup, pembelajaran tatap muka diganti menjadi pembelajaran secara daring. Meski butuh penyesuaian antara guru dan siswa, namun diberlakukannya pembelajaran daring juga membawa sisi positif seperti fleksibel tempat dan waktu, meningkatkan usaha mengeksplorasi teknologi, kebebasan memutuskan lingkungan belajar dan menghemat biaya pengeluaran.



Reading Time:

Senin, 22 Februari 2021

Warga RT. 08 Semangat Wujudkan Program Kampung BANTAR
Februari 22, 20210 Comments

Senin, 22 Februari 2021 20:41 WIB

Nawangsih & Jihan Eliza



JAMBI – Dalam mewujudkan program kampung BANTAR, warga RT. 08 Kel. Beliung Kec. Alam Barajo Kota Jambi beramai-ramai bergotong royong menyulap lingkungan sekitar rumah mereka menjadi lingkungan yang lebih tertata, indah, serta terlihat unik. Untuk mewujudkannya warga membutuhkan waktu kurang lebih satu bulan pengerjaan yang dimulai dari Juli hingga Agustus 2020.


Perlu diketahui, program kampung BANTAR merupakan salah satu program inisiatif Pemerintah Kota Jambi yaitu ‘Jambi Bangkit Berdaya’ yang bertujuan untuk mengurangi ketimpangan pembangunan antar wilayah, meningkatkan kualitas kesejahteraan masyarakat lingkup RT yang berwawasan lingkungan bersih dan sehat, serta menjaga semangat jiwa gotong royong. Merujuk dari program dengan nama BANTAR ini, terdapat tiga indikator penting yang selaras dengan singkatannya yaitu Bersih, Aman dan Pintar.


Kontribusi yang dilakukan warga untuk merealisasikan tiga indikator yang sesuai dengan program Pemerintah Kota Jambi ini adalah dilakukannya gotong royong setiap minggu oleh semua kalangan usia guna merealisasikan indikator Bersih, menjadwalkan kegiatan siskamling yang dilakukan setiap malam guna  merealisasikan indikator Aman, serta guna merealisasikan indikator Pintar warga memanfaatkan lingkungan sekitar membuat taman baca.


Menurut penuturan Gita, salah satu warga RT.08 yang unik dari kampung ini adalah seluruh warga dari semua kalangan usia ikut berkontribusi mewujudkan program pemerintah ini dengan merealisasikan tiga indikator penting dari kampung BANTAR itu sendiri yaitu Bersih, Aman dan Pintar.


“Dalam segi kebersihan, setiap minggu diadakannya gotong royong oleh kalangan bapak-bapak untuk menata dan membersihkan lingkungan sekitar. Tidak hanya bapak-bapak, ibu-ibu dan pemuda pemudi juga ikut andil. Kalau untuk keamanan, Alhamdulillah kampung kita setiap malam mengadakan kegiatan siskamling terjadwal. Dan untuk indikator Pintar, ini bisa dibilang unik karena baik pemuda pemudi maupun ibu-ibu bekerjasama membuat taman baca yang buku nya dikumpulkan dan disusun oleh warga sekitar dan tabulampot yang dikelola oleh ibu-ibu di RT ini,” ungkap Gita.


Adanya program kampung BANTAR ini ialah dalam rangka mewujudkan smart city di Kota Jambi, dengan didukung oleh Peraturan Walikota Jambi Nomor 47 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Kampung BANTAR.


Kegiatan ini mampu menghemat anggaran pembangunan pemerintah daerah. Melalui program ini, dalam 1 tahun Pemerintah Kota Jambi hanya mengeluarkan dana sebesar 7,5 miliar untuk membangun jalan-jalan lingkungan di kawasan RT.


Dikutip dari laman sindonews.com, Walikota Jambi H. Syarif Fasha menjelaskan, selain mampu menjadi solusi atas keterbatasan anggaran di daerah, inovasi Bangkit Berdaya adalah keinginan yang kuat dari dirinya untuk kembali menggairahkan semangat dan nilai luhur bangsa Indonesia sejak dahulu, yaitu semangat gotong royong yang cenderung memudar di tengah masyarakat perkotaan.


“Bangkit Berdaya adalah sebuah inovasi dan gagasan yang saya buat sebagai solusi menyiasati kondisi keuangan/anggaran Pemkot yang sangat minim, serta pengamatan saya, rasa memiliki masyarakat terhadap lingkungan masing-masing sangat kurang. Selain itu kegiatan gotong royong di Kota Jambi juga sudah menjadi barang mahal karena budaya tersebut sudah hampir hilang,” ujar Fasha.


Pemenang kompetisi Kampung BANTAR mendapatkan hadiah berupa piagam, tropi dan uang tunai sebesar Rp. 10.000.000 untuk RT yang terdiri atas 100 kepala keluarga, Rp. 7.500.000 untuk RT dengan skala 50-99 kepala keluarga, dan Rp. 5.000.000 untuk RT dalam skala kecil yang terdiri atas 50 kepala keluarga kebawah.  

---

Name: Nawangsih
Student ID: A1B218071
Writing Partner: Jihan Eliza (A1B218064)
Entrepreneurship Project in Creative Writing




Reading Time:

Minggu, 14 Februari 2021

Discuss With Me: What If Digital Games are Included in the Curriculum?
Februari 14, 20210 Comments

 Name: Nawangsih

Class: R-003

Student Number: A1B218071

Entrepreneurship Project in Creative Writing


What if digital games are included in the education curriculum?




            Talking about games, as you know, games are one of the things that develop as time goes gets more complicated and becomes more fun for some people. The games are indiscriminate. Boy or girl, rich or poor can play games as much as they want. So that’s why many people are addicted to playing games, especially games online. Briefly, games become one of the important elements in entertainment. And what if the games are included in the education curriculum?


            In nowadays, there are many types of games that are combined into learning activities for schools. It can be said that incorporating games into the school and classroom environment is no longer taboo. Due to the increasingly digital development of the era, games have also spread rapidly online, known as online games. Online games were also recognized and classified by the former Minister of Youth and Sports, Imam Nahrawi, during his tenure as eSport (electronic sport) into the educational curriculum. And this policy was continued by the current Minister of Youth and Sports, Zainudin Amali. Of course, games have positive benefits, especially in the pandemic period. Games can be used as an activity that can be done to fill spare time. However, to be officially included in the educational curriculum does not feel quite right.          


If it happens, in my opinion, it is likely to shift the priority of regular subjects. Students will be more attracted to the game. When it is prohibited there are still many students who play games even less if it is facilitated or included in the education curriculum. And as I said before, the games are always developed, then the school tuitions may increase and parents must facilitate their children so they are not left behind.


            I think it is fair to say, I do not fully agree if digital games are included in the curriculum because it is better to focus or improve the existing curriculum, in my opinion. If it must include in the curriculum, it is enough used as extracurricular only.

Reading Time:

Minggu, 07 Februari 2021

Story of My Life: Learning English
Februari 07, 20210 Comments

 Name: Nawangsih

Student ID: A1B218071

Course: Entrepreneurship Project in Creative Writing

My Experience Learning English


Some people believe that learning a foreign language other than a mother tongue is something that must be occupied. I will stand up earnestly and say that I agree with their opinions. I think it would be good if everyone was interested in learning a foreign language which could then be used as a second language. But of course, learning a foreign language for a second language requires a process that is not short. I believe that the process is a guarantor of how valuable the experience will be.

Talk about foreign languages ​​and second languages, if you ask what language do I learn other than my mother tongue? Then my answer is English. So it can be said that English is a foreign language which is my second language. Learning English while in junior high school was my first experience in learning a second language. The first thing that I realized when learning a second language was that learning another language other than my mother tongue was not easy. I remember that I was open-mouthed when I heard my English teacher spoke and explained the materials in English. I'm open-mouthed not because of expressing that ‘Ah... I got the point’ but it’s because I don't understand what my teacher said so I'm unconsciously open-mouthed. If I remember that I would think that's quite funny and embarrassing at the same time. However, it did not take a long time for me to admit that I overly loved to learn English.

            There are many reasons why I learn English. The main reason is that I loved and interested in learning English as a second language. I think if someone loves something, they will try hard to be able to successfully achieve what they love. Therefore, I tried hard to learn English because I want to succeed in achieving what I love. Being a master in English also provides benefits which in my opinion are very useful for everyday life even for my future. English is an international language and considered the most important language in the world. English makes everything easy for me such as to find information and knowledge for my academic and even entertainment aspect for my daily life. Last but not least, learning English is fun and gives me satisfaction. So there is no doubt for me to learn English.

Learning something new certainly makes us sense new experiences too. So did I when I learned English for the first time. For the first time, I learned English when I was in junior high school which is because English is a subject that must be learned. Unfortunately, when I was in junior high school I was very aware that my ability to understand and use English was very lacking. One day my English teacher asked "Did you understand what I said?" and I, who was trying to understand the material answered with the unsure expression "Hm... yes, Sir". My unsure expression made me be laughed at by my classmates. It made me sad. I also want to understand but I can't. I almost gave up learning English at that time. Day by day until I became a fresh student of senior high school, I realized that it might be true that as we grow older, the stronger we desire to achieve our dreams. In high school, I tried hard not to give up learning English. And my English teacher supports me. She encouraged me to be confident and not give up. I remember when she smiled when I showed a news report video in front of the class and she said my video was the best among my classmates. How happy I am to hear that. Learning English makes me realize that I got so many experiences.

Learning a new language is never easy. Therefore, everyone must have the best strategy used to learn languages. My best strategy in learning English is to believe in myself. Convince me that one day I will be able to master every skill in English. The trick is to develop various other learning strategies such as determining study plans, setting learning targets, self-motivation, etc. In my opinion, although the environment and the people around us support us, we are not confident, it will certainly be difficult to enable an increase in learning. I always say to myself, if others can do it, then I can do it as well. Those are my motivational words. But behind my self-confidence, I always try not to give up and overcome my weaknesses. To be honest, from every skill in English I feel I am not good at speaking skills. So I try to practice speaking in English as often as possible. Spending and managing time is an important point so that the strategies that I have been set can be implemented properly. In the end, how valuable the experience you get is you determine it by yourself. And for me learning English is a valuable experience.

Reading Time:

@way2themes