Review Buku Non-Fiksi : Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat - Nawang's Journal

Sabtu, 17 Oktober 2020

Review Buku Non-Fiksi : Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat

Name : Nawangsih

Student Number : A1B218071

Tugas 4 Creative Writing Practice


IDENTITAS BUKU

Judul Buku : Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat

Judul Asli : The Subtle Art of Not Giving a Fuck)

Penulis : Mark Manson

Kategori : Self Improvement/Self Motivation

Penerbit : Gramedia Widiasarana Indonesia

Penerbit Asli : HarperOne – New York

Cetakan : XII/Oktober 2018

Jumlah Halaman : 246

ISBN : 978-602-452-698-6

THE REASON I READ

            Jika ditanya apa hobi saya saat ini, maka saya akan menjawab salah satunya adalah membaca. Bagi saya membaca lebih menarik daripada melihat langsung suatu kejadian karena saya bisa bebas berimajinasi. Ya, imajinasi. Dari sini terlihat jelas kan bahwa saya lebih menyukai membaca buku fiksi yang lebih bermain pada imajinasi. Sejauh ini, buku karya Mark Manson ini adalah buku non-fiksi pertama yang saya tamatkan membacanya. Well, alasan saya membaca buku ini adalah karena saya sangat penasaran buku ini selalu nangkring di barisan buku Best Seller padahal saya sudah 4 kali bolak-balik Gramedia dalam kurun waktu 3 bulan. Saya pikir, “Keren banget nih buku bisa bertahan selama ini”. Tapi saya tidak membelinya karena kebetulan teman yang saya ajak ke Gramedia, punya buku ini. Jadinya, saya pinjam punya dia aja deh. Lumayan kan menghemat uang jajan. Heheh.

BLURB

THE REVIEW

            “It’s okay not to be okay” mungkin frasa inilah yang tepat untuk menyimpulkan isi dari buku dengan kategori self-improvement ini menurut saya pribadi. Dalam hidup ini, adakalanya pendekatan yang waras demi menjalani hidup yang lebih baik adalah dengan cara berhenti memaksakan diri untuk menjadi sempurna disetiap saat karena jika terlalu memaksa kemudian gagal, kegagalan itu akan menghantui kita setiap saat dan akhirnya akan menjadi beban yang mengancam diri kita sendiri. Adakala nya pula bersikap ‘bodo amat’ malah merupakan aksi bahwa kita menyayangi diri kita. Bersikap ‘bodo amat’ bukan berarti bersikap acuh tak acuh pada segala hal. Mengapa? Logika nya setiap orang pasti punya rasa kepedulian karena itu adalah sifat alamiah manusia, buku ini menegaskan bahwa kita cukuplah untuk peduli pada hal yang kita rasa penting saja. Jangan menambahkan beban pikiran mengurusi hal-hal yang bukan kepentingan kita.

“Kunci untuk kehidupan yang baik bukan tentang memedulikan lebih banyak hal; tapi tentang memedulikan hal yang sederhana saja, hanya peduli tentang apa yang benar dan mendesak dan penting.”

         Buku ini menyampaikan fakta-fakta pahit kehidupan dengan cara yang elegan. Seperti misalnya, setiap saat kita memimpikan sesuatu itu menunjukkan bahwa sebenarnya realitas bawah sadar kita sedang menguatkan karena kita bukan itu. Cukup pahit kan? Tapi itulah kenyataannya. Dengan gaya penulisannya yang humoris dan gaul setidaknya dapat mengurangi perasaan kita meratapi nasib bahwa 80% yang dituliskan penulis adalah kebenarannya. Manson juga menuliskan ilustrasi yang bisa membuat kita lebih mudah mengerti pada gagasan yang ingin disampaikannya. Tidak heran buku aslinya mendapatkan tempat sebagai buku terlaris versi New York Times dan Globe and Mail.

          Walau isi buku ini mendapat perhatian lebih dari saya, namun saya merasa agak sedikit kaku dengan bahasa terjemahannya mengingat buku ini merupakan buku yang aslinya terbit pertama kali di New York.

     Overall, saya merekomendasikan buku ini bagi anda yang membutuhkan dorongan self improvement. Jangan terpaku pada sesuatu yang tidak pasti ataupun tidak penting. Berusahalah untuk hidup realistis.

RATING



Tidak ada komentar:

@way2themes