Cerita Pendek: "The Perfect Circle" - Nawang's Journal

Rabu, 14 Oktober 2020

Cerita Pendek: "The Perfect Circle"

 



Halo, sobat literasi!

Bagaimana kabar kalian? Pasti baik-baik saja ya kan dan tentunya pasti masih seneng membaca donggg?! hehe. Well, dalam update-an kali ini aku mau berbagi cerita pendek yang pernah aku tulis saat aku kuliah semester 4. Cerita ini merupakan collaboration writing antara aku dan my best partner, Jihan Eliza. Cerita ini bergenre fiksi-aksi yang terinspirasi dari film Harry Potter dan The Hunger Games.

So... Enjoy the story. Hope you guys like it!

The Perfect Circle

        Muggle dan Pureblood, dua klan yang hidup berdampingan didunia ini. Dilihat sekilas mereka terlihat  damai, namun sebenarnya ada perang dingin di antara mereka. Karena yang terlihat dipandangan belum tentu cerminan kenyataannya, kan? Ada sebuah ikatan rumit diantara mereka. Mengapa? Jawabannya sudah pasti karena adanya perbedaan di antara kedua klan ini. Perbedaan yang mengakibatkan klan yang lemah ditindas oleh klan yang kuat.


    Klan Muggle adalah klan yang berisi orang-orang yang sama sekali tidak memiliki kemampuan sihir. Walau begitu, sebenarnya mereka terlahir sebagai orang-orang yang jenius. Mereka hidup miskin di desa yang kumuh. Berbanding terbalik dengan Klan Pureblood. Klan Pureblood berisi orang-orang yang hidup berkecukupan. Sayangnya mereka serakah dan kejam. Satu hal yang paling menakjubkan adalah mereka memiliki kemampuan sihir. Mereka selalu memandang rendah Klan Muggle karena para Muggle tidak selevel dengan mereka.


            Hari ini, tepat pertengahan bulan April, kedua klan ini bersatu di lapangan perbatasan. Bukan karena mereka ingin berdamai dan memutuskan untuk bersatu. Tujuan mereka berkumpul disana tidak lain dikarenakan hari ini adalah hari yang mereka tunggu-tunggu sejak setahun yang lalu. Hari penentuan dimana akan dipilihnya perwakilan untuk kompetisi besar. Kompetisi yang bisa mengubah hidup para pemenangnya. Midwinner Competition, sebuah kompetisi bertahan hidup dimana pemenangnya mendapat kesempatan untuk tinggal di kota yang tak terlihat bernama Midcity. Semua orang dari kedua klan menganggap bahwa dapat tinggal di Midcity bagaikan tinggal di surga nan indah.


Sedikit infomasi tentang Midcity, Midcity adalah kota rahasia bahkan disebut sebagai “kota yang tak terlihat” sebab tidak ada yang bisa melihat kota tersebut bahkan kedua klan tidak tahu dimana letak pasti kota tersebut. Kota ini adalah adalah pusatnya peradaban dunia. Kota yang maju dengan teknologi yang sangat canggih dan modern. Semua orang yang tinggal di Midcity hidup damai dan tidak pernah kekurangan apapun. Tidak heran jika semua orang menunggu-nunggu hari ini karena dalam hitungan jam mereka akan mengetahui siapa yang akan terpilih untuk dapat mengikuti Midwinner Competition.


Cara pemilihan perwakilannya masih tetap sama dengan tahun-tahun sebelumya yaitu dipilih masing-masing 10 orang volunteer dari kedua klan yang kemudian namanya akan ditempelkan di dua roulette besar sesuai dengan asal klan mereka. Kemudian, masing-masing ketua klan akan memutar roulette tersebut dan mengambil 5 nama yang berasal dari klan mereka. Jadi akan ada total 10 orang dari kedua klan yang menjadi perwakilan untuk berkompetisi dalam Midwinner Competition.


Ditengah keramaian orang menyaksikan pemilihan perwakilan, terlihat seorang pria bertubuh kurus dan berpakaian lusuh. Pandangannya lurus menatap kedepan. Dari arah belakang, datang seorang wanita berusia 40-an menepuk pundaknya dan bertanya “Masih belum mau ikut tahun ini ya, Jeff?”. Pria yang dipanggil Jeff tersebut masih menatap lurus kedepan “Mungkin tahun depan, Bu.” jawabnya sembari tersenyum kepada Rose, istri dari ketua Klan Muggle. Selanjutnya mata Jeff terfokus pada roulette yang sedang berputar.


            Sorak-sorai heboh terdengar dari setiap penjuru lapangan. Akhirnya, mereka mengetahui siapa yang akan mewakili masing-masing klan berkompetisi dalam Midwinner Competition. Para perwakilan terpilih dibawa ke ruangan yang dikelilingi kaca. Setelah diminta menunggu selama 30 menit disana, akhirnya mereka digiring masuk kedalam hutan yang telah disediakan oleh “orang atas” (sebutan untuk orang-orang Midcity). Bukan hutan sesungguhnya, itu suatu ruangan besar yang disetting dengan konsep hutan asli. Hutan tersebut disebut sebagai arena kompetisi.


Setiap orang diberi 7 energi ekstra sebagai nyawa mereka dalam kompetisi. Jumlah energi tersebut dapat dilihat di pergelangan tangan mereka. Selain energi, Klan Muggle dilindungi oleh kostum untuk menangkal sihir yang dapat menyebakan kematian. Jadi muggle hanya akan pingsan jika terkena lontaran sihir kematian. Energi ekstra tersebut juga dapat berkurang. Ada beberapa penyebab yang dapat membuat energi berkurang yaitu terluka dikarenakan serangan muggle atau melanggar larangan melontarkan sihir specta totalus untuk Klan Pureblood. Serta terlontar serangan sihir yang membuat terluka ataupun berubah wujud untuk Klan Muggle.


Midwinner Competition mengharuskan setiap perwakilan untuk menyelesaikan misi. Untuk Klan Muggle, mereka harus mendapatkan sebuah ramuan yang dapat menyerap kekuatan sihir yang dilontarkan para Pureblood. Pureblood yang kekuatan sihirnya diserap oleh Muggle dianggap mati dan harus keluar dari permainan. Sedangkan untuk Pureblood, misi mereka adalah menggagalkan para Muggle mendapatkan ramuan tersebut. Mereka bebas melontarkan sihir-sihir ringan dan tidak berbahaya. Jika mereka melontarkan sihir kematian yang menyebabkan Klan Muggle pingsan maka Pureblood yang melontarkannya dianggap melanggar aturan yang sangat fatal sehingga si Pureblood harus keluar dari permainan. Begitu pula Muggle yang pingsan juga dikeluarkan dari permainan. Midcity mengatur rules seperti ini agar para Pureblood lebih berhati-hati melontarkan sihirnya.


            Sebentar lagi akan dibunyikan sirine tanda permainan dimulai. Semua perwakilan telah bersiap didalam hutan buatan itu. Setelahnya, terdengar bunyi sirine yang sangat lantang, semuanya bergerak dari posisi bersiap mereka. Di sisi utara hutan ada Klan Muggle, tampak Bob dengan tubuh jangkungnya berjalan mendahului yang lain. Seorang wanita mengejar langkah Bob “ Hei, kenapa kamu sangat terburu-buru?” kata wanita itu. Bob berhenti sembari melihat kearah Anna, perempuan berambut panjang dan bermata biru. “Apakah kamu lupa akan misi kita?” bukannya menjawab Bob malah sarkas bertanya. “Kita harus bergegas untuk mendapatkan ramuan itu, jangan sampai para Pureblood sombong itu menemukannya sebelum kita.” lanjut Bob yang kemudian meninggalkan Anna. Anna sudah tidak heran lagi dengan sikap Bob, dia memang sangat kompetitif dan juga ambisius apalagi jika berkaitan dengan Klan Pureblood.


Di sisi selatan hutan para Pureblood berkumpul. “Tidak perlu terburu-buru teman-teman, dengan mata tertutup saja aku yakin kita dapat mengalahkan para Muggle menyedihkan itu.” kata Anthony diikuti sorak tawa teman-temannya. Hanya Denis yang tak menghiraukan kata-kata Anthony “Tapi kita juga tidak bisa menyepelekan para Muggle, mereka lebih hebat dari yang kita kira.” kata Denis sembari melihat kearah Anthony. Anthony lalu berjalan kearah Denis, tangannya dengan kuat menarik kerah baju Denis “Kau ini sebenarnya ada di pihak siapa? Lagakmu seperti meremehkan klan kita” kata Anthony sinis. Denis hanya terdiam. “Jaga perkataanmu atau aku akan mengeluarkan sihir untuk membungkam mulutmu!”. Anthony melepaskan genggamanya dari kerah baju Denis lalu pergi menjauh.


Para Pureblood telah menyisiri sisi selatan hutan selama 3 jam sejak kompetisi dimulai. Tiba-tiba saja terdengar letusan kembang api dengan pancaran berwarna kuning dilangit yang menandakan bahwa satu dari lima ramuan telah ditemukan oleh Muggle. “Lihat Anthony! Mereka pasti telah menemukan ramuan kuning” seru Jane panik. Tentu saja perempuan cantik berkulit putih itu panik, bagaimanan bisa Muggle menemukan ramuan itu dengan sangat cepat. “Kita harus apa sekarang?” tanya Jane kepada teman-temannya. “Kau pikir saja sendiri kita harus apa!” sarkas Anthony kepada Jane.


            1 jam sebelum ada pancaran kembang api itu, tak disangka bahwa Muggle yang pertama kali menemukan ramuan tersebut adalah Hugo. Lelaki berkulit gelap itu menemukan ramuan tersebut di hulu sungai saat sedang mencuci muka. Untuk mendapatkan ramuan itupun Hugo harus berurusan dengan serigala buas. Dengan kejeniusannya tanpa pikir panjang Hugo segera menyalakan api dengan menggesekkan sebatang kayu kering ke kayu lainnya. Ia berhasil menyalakan api walaupun membutuhkan waktu yang  cukup lama. Ia segera menyebarkan api sehingga membatasi gerakan singa. Setelah ia memastikan singa buas itu kehilangan ruang gerak, dengan santainya ia melangkah meraih ramuan kuning itu. Begitulah cerita dibalik penemuan ramuan pertama.


6 jam kemudian, kegelapan menemani mereka. Hari sudah hampir tengah malam. Anna berjalan dikegelapan malam, membuka mata lebar-lebar mencari ramuan lainnya. Matanya memicing melihat sinar merah menyala dibalik pohon pinus dihadapannya. Ia segera mendekati dan langsung menyadari bahwa itu adalah ramuan merah. Saat tangannya mencoba menggapai ramuan tersebut, seketika muncul sinar dari belakang tubuh Anna yang hampir mendekatinya. “Awas!” teriak Hugo mendorong Anna kesamping dan menggantikan posisi Anna yang akan terkena sinar tersebut. Tepat dihadapan mereka, ada Maxim yang melontarkan sihir Relashio (sihir yang dapat membuat orang yang terlontar terhempas kebelakang).


Maxim tersenyum mengejek dari kejauhan melihat betapa bodoh pria dihadapannya mau saja menggantikan posisi wanita itu. Namun senyumannya menghilang setelah melihat tubuh pria tersebut memancarkan sinar kuning yang segera menghantam tubuhnya dan menyerap kekuatan sihirnya. “Arghh!!!” teriak Hugo dan Maxim bersamaan. Perlahan sinar kuning itu menghilang menyatu kedalam tubuh Hugo. Maxim terkulai lemas, ia tidak menyangka ada Muggle lain selain wanita itu disekitar sini. Dan naas nya Muggle itu adalah orang yang telah menemukan ramuan. Tiba-tiba diatas langit muncul foto Maxim sembari terdegar suara “Maxim dari Klan Pureblood keluar”.


“Astaga! Itu sangat mengejutkan.” Anna bersuara setelah algojo Midwinner Competition membawa keluar Maxim dari arena. Dia masih tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi. Hugo disebelahnya hanya terkekeh. Anna segera menggapai ramuan merah yang ingin dia ambil tadi. Dia terdiam melihat ramuan itu. Haruskah aku minum sekarang atau nanti saja, pikirnya. Di sisi hutan lainnya, para Pureblood terkejut dan tak menyangka bahwa orang pertama yang keluar dari kompetisi adalah dari klan Pureblood. “Apa? Aku pasti salah dengarkan?” tanya Anthony ingin memastikan bahwa pendengaran nya salah. “Sayangnya apa yang kau dengar adalah kenyataanya.” sahut Denis.


Cukup lama Anna terdiam. Hugo yang melihat Anna terdiam merasa heran. “Apa yang kau pikirkan? Kau tidak akan meminumnya?” tanya Hugo penasaran. “Tidak. Tentu saja aku akan meminumnya” sahut Anna cepat. “Kau pikir aku bodoh menyia-nyiakan hal bagus seperti ini. Aku hanya berpikir apa aku harus minumnya sekarang atau nanti.” lanjut Anna. “Apa? Tentu saja kau harus meminumnya sekarang.” seru Hugo cepat. “Kau tidak akan tau apa yang akan terjadi kedepannya. Bisa saja setelah ini mereka akan menargetkanmu lagi” lanjut Hugo. “Hm..kau benar” Anna setuju dengan perkataan Hugo. Akhirnya Anna memutuskan untuk meminum ramuan itu sekarang.


‘Duarrr!’ suara letusan kembang api kembali terdengar dengan pancaran berwarna merah di langit. Bagai tersambar petir di siang bolong. Para Pureblood kembali dikejutkan dengan fakta bahwa ramuan merah telah ditemukan oleh Muggle. “What the--” teriak Anthony tidak percaya. Rhodes, pria bertubuh kekar dengan kulit eksotis menghampiri Anthony. “Calm down, boy! Kita bisa buat mereka menyesal bermain-main dengan kita.” katanya. “Well, you’re right. Akan kubuat mereka menyesal” balas Anthony dengan senyuman jahat diwajahnya. Waktu berlalu dengan cepat. Tidak terasa sudah tengah malam. Kedua klan memilih untuk beristirahat. Masing-masing dari mereka mencari tempat istirahat yang aman.


Keesokan harinya, Ben, pria bertubuh gendut berjalan menyusuri hutan untuk mencari ramuan lainnya. Matanya fokus memandangi spot-spot yang dia pikir akan ada ramuan yang bersembunyi disana. Akibat terlalu fokus mencari ramuan, Ben tidak menyadari ada Pureblood disekitarnya. “Gotcha! I got you, boy!” seru si Pureblood mengejutkan Ben. Ben yang sedang lengah terlontar sihir vera verto dari Jane (sihir yang dapat mengubah manusia menjadi makhluk yang diinginkan si penyihir). Jane menyihir Ben menjadi belalang. Sihir itu hanya akan bertahan selama satu jam. Walau begitu, energi yang tersihir tetap akan berkurang karena mereka berubah wujud. “Bye, buddy!” kata Jane sambil tertawa puas meninggalkan Ben yang berubah menjadi belalang.


Satu jam berlalu, Ben telah berubah ke wujud semula. Dia melihat pergelangan tangannya, ada 3 garis disana “Oh, God! I’ve lost my energy again. For God’s sake it’s the fourth time already!” teriaknya panik. Yeah. Ini sudah keempat kalinya Ben bertemu dengan Pureblood. Dua kali terjadi kemarin saat pertandingan baru mulai sekitar 5 jam. Ben teringat pertemuan ketiganya pada pagi ini. Saat itu ia sedang mencoba turun dari pohon tempat dia tidur. Ben kesulitan turun karena badannya yang gendut. Sialnya, rupanya ada Pureblood dibawah yang menahan tawa melihat Ben. “Butuh bantuan teman? Aku akan dengan senang hati membantumu.” tanya Rhodes dengan tawa kencangnya. “No, thanks. Tolong tinggalkan aku sendiri!” kata Ben masih berusaha untuk turun. “Well, kau tidak perlu sungkan. Aku tidak butuh ucapan terima kasihmu karena aku hanya ingin bermain” kata Rhodes menyeringai. Dengan cepat Rhodes melontarkan sihir wingscrucio (sihir yang membuat orang melayang-layang diudara dalam beberapa menit).  Energi Ben berkurang karena saat terjatuh tangannya tergores serpihan batu. “Argh.. I’m sick of them” kata Ben setelah ia kembali pada kenyataan.


Di sisi hutan yang lain, terlihat dua pasang mata yang saling beradu pandang. “Jatuhkan tongkat sihir mu itu, ayo kita bertarung secara jantan!” tantang Bob. Anthony yang mendengarnya hanya terkekeh “Tanpa melontarkan sihir pun, aku akan dengan mudah mengalahkanmu dasar Muggle menjijikkan.” katanya menerima tantangan Bob. Ia menjatuhkan tongkatnya disisi kiri tubuhnya. Selanjutnya, terjadilah pertarungan yang sangat sengit diantara mereka. Setelah pertarungan sengit itu terjadi beberapa saat, Anthony menyadari bahwa energi ekstra mereka pasti akan berkurang. Dan benar saja, dia melihat bahwa energi nya tinggal 6 garis “Oke, aku bukannya ingin menyerah darimu tetapi tidak kah kau menyadari bahwa energimu berkurang?” tanya Anthony mundur menjauh. “Lihatlah kau sudah banyak terluka. Kau akan menyia-nyiakan energimu jika bertarung denganku.” lanjut Anthony tertawa menjengkelkan. Bob melihat pergelangan tangannya, “tersisa 3 garis,” pikirnya. “Baiklah, kita berhenti saja”. Bob memutuskan untuk berhenti karena jika dilanjutkan ia yang akan kalah duluan.


Senyum mengejek terlukis di wajah Anthony “Alright. Keputusan yang bagus.” katanya. Keduanya menjauh dari tempat pertandingan mereka tadi. Anthony berjalan kearah barat sedangkan Bob berjalan kearah timur. Tanpa disadari Bob, Anthony berbalik arah. Dia menatap punggung Bob yang perlahan menjauh. Ide licik terlintas dipikirannya. “Fool is always a fool.” katanya dalam hati. Dia mengayunkan tongkatnya melontarkan sihir specta totalus (sihir yang dapat membuat orang mendapat luka goresan). Anthony melontarkan sihir tersebut 4 kali sehingga Bob langsung mendapatkan 4 luka sekaligus. “Arghhh!” teriak Bob kesakitan. Tak lama setelah itu, di langit muncul foto Bob sembari terdengar suara “Bob dari Klan Muggle keluar.”


Dari arah barat, muncul Ben dengan gerak-gerik mencari sesuatu. “Wow. Beruntung sekali aku menemukan target baru.” kata Anthony melihat Ben yang masih belum menyadari keberadaannya. Bagi Anthony bertemu Ben adalah keberuntungan namun tidak bagi Ben. Entah Dewi Fortuna sedang tidak berpihak kepadanya atau memang hidupnya ditakdirkan selalu sial. Ini yang kelima kalinya Ben bertemu Pureblood. “Hai! sedang berjalan-jalan ya, gendut?” tanya Anthony dengan nada mengejek. Ben tersadar ada orang lain didepannya. “Astaga! Kenapa dari semua Pureblood aku harus bertemu Anthony.” ucapnya dalam hati. “Apa yang akan kamu lakukan kepadaku Anthony?” tanya Ben gemetar. “Well, aku tidak akan membunuhmu walau sebenarnya aku ingin.” jawab Anthony santai. “Hanya saja ini akan sedikit sakit, big boy.” lanjut Anthony sembari mengangkat tongkat sihirnya ingin melontarkan sihir. “Darn it!” umpat Ben saat melihat burung terbang kearahnya. Rupanya Anthony melontarkan sihir Avis (sihir yang dapat mengeluarkan burung-burung dari tongkat sihir dan akan mengerumuni targetnya). Ben berlari menghindari. Dia terluka karena terjatuh berkali-kali. Akhirnya, Ben kehilangan seluruh sisa energi ekstranya. Kemudian, foto Ben muncul di langit sembari terdengar suara yang sama “Ben dari Klan Muggle keluar.”


Suara itu terdengar keseluruh penjuru hutan. Para Muggle yang tersisa sangat kaget mendengarnya. “Bob dan Ben sudah keluar, hanya tersisa kita bertiga. Aku tidak yakin salah satu dari kita bisa bertahan hingga akhir jika hanya diam dan tidak berbuat apa-apa.” kata Anna melihat kearah Hugo. Hugo tahu Anna sedang menyindir Aron. Aron yang merasa tersindir pun bersuara, “Hey Anna bicaralah tepat didepan wajahku jika kau membicarakanku!” seru lelaki tampan itu tidak terima. “Wow. Ternyata kau mengakui ya perbuatanmu.” kata Anna mengejek. “Kau pikir dengan berdiam saja bisa membuat kita menang?!” tanya Anna dengan tatapan sinis. “Hah! memangnya aku harus melaporkan segala hal yang kulakukan pada kalian?” Aron terpancing emosi. “Kau tahu, aku sudah berusaha mencari namun aku belum bisa menemukannya. Tanya saja Hugo.” Anna menatap Hugo meminta penjelasan. “Yeah benar dia juga mencari. Kami beberapa kali menyusuri hutan bersama.” Hugo menjelaskan. “Tapi kau memang lebih banyak diam daripada mencari.” kata Hugo menatap wajah Aron. Mendengar itu, Aron pergi meninggalkan Anna dan Hugo.


Sudah 2 hari berlalu sejak Bob dan Ben keluar. Belum ada yang keluar ataupun mendapatkan ramuan lainnya. Aron pun masih kesal dengan teman satu klannya. Dia bertekad untuk membuktikan bisa mendapatkan ramuan lainnya. Saat sedang berjalan mencari ramuan, Aron melihat seorang wanita cantik tengah duduk dibawah pohon sambil memainkan tongkat sihirnya. Sudah jelas bahwa orang itu adalah Jane. Bagai tersihir akan kecantikan Jane, Aron terus memandanginya. Jane tersadar dan berdiri dengan posisi siap bertarung. “Oh, maaf. Aku tidak bermaksud menganggumu.” Jane heran apa pria ini tidak takut kepadanya. “Kau sangat cantik.” tutur Aron tersipu malu. Jane yang mendengar itu menyadari bahwa pria itu terpesona kecantikannya.


Mungkin aku bisa mendapat informasi tentang Klan Muggle darinya, pikir Jane. “Kau berlebihan, aku tidak cukup cantik.” kata Jane dengan ekspresi malu-malu palsunya. “Omong-omong, sedang apa kau disini? Oh ya, aku Jane.” Jane mengulurkan tangannya yang tentu saja disambut bahagia oleh Aron. “Aku Aron. Hm… Tidak ada, hanya sedang menyusuri daerah ini.” jawab Aron yang masih menjabat tangan Jane. “Tapi aku tidak menyangka akan bertemu bidadari disini.” kata Aron setelah jabatan tangan mereka terlepas. “Kamu berlebihan, Aron. Lalu kenapa kamu tidak bersama teman-temanmu?” tanya Jane mengorek informasi. “Aku sedang bertengkar dengan mereka.” ceplos Aron. “Mereka merundungmu? tanya Jane. “Tentu saja tidak, memangnya aku terlihat seperti orang yang mudah dirundung. Aku hanya kesal kepada mereka, kau pasti tahu sudah ada 2 anggota klan ku yang keluar dan mereka malah menyalahkanku karena aku belum bisa menemukan ramuan.” jawab Aron cepat. “Apalagi si Anna, dia yang paling menyalahkanku, lagaknya seperti orang yang paling hebat!” lanjut Aron emosi. “Oh ya? Aku tak menyangka teman-temanmu melakukan itu. Lalu bagaimana dengan si Anna itu? Apa dia memang benar-benar hebat.” Jane berpura-pura tertarik. “Anna? Dia yang paling sombong, jika dia memang benar-benar hebat tidak mungkin energy ekstranya tinggal tiga.” tanpa sadar Aron membuka rahasia. Mendengar hal itu, terbesit dipikiran Jane apa yang akan dia lakukan besok.


Keesokan harinya, dengan rencana yang sudah berada digenggaman, Jane pergi kearah utara. Dia kesana untuk menemui Anna. Setelah sampai ke utara, dia menemukan Anna yang terlihat kebingungan dengan kedatangan Jane. “Kenapa melihatku seperti itu? Tidak pernah melihat Pureblood, kah?” tanya Jane dengan nada mengejek. “Tidak. hanya heran saja, kenapa seseorang Pureblood rela datang menemui Muggle seperti kami”. Jawab Anna yang saat itu sedang bersama Hugo. “Tentu saja ingin menghabisi kalian, terutama kamu Anna.” cemooh Jane.


Mendengar perkataan Jane, Anna berfikir Jane pasti mengetahui bahwa energinya tinggal sedikit, maka dari itu dia menargetkan dirinya. Tapi yang tidak diketahui Jane adalah Anna telah meminum ramuan, kalau Jane tau mana mungkin dia akan kesini. “Kalau begitu, ayo kita bertarung!” tantang Anna. “Memangnya kamu bisa apa? Hahaha”. Ejek Jane. Anna tak mengetahui bahwa pembicaraan itu hanyalah pengalihan karena tiba-tiba Jane melontarkan sihir Expluso (sihir yang membuat sesuatu meledak) kearah batu besar yang ada dibelakang Anna. Jika dia melontarkan sihir itu langsung kepada Anna, itu bisa dianggap pelanggaran. Hugo yang melihat itu segera berlari kearah Jane dan mengarahkan tongkat sihir Jane kearah Anna. Akhirnya Anna menyerap sihir yang dilontarkan Jane, Jane tidak menyangka yang mendapatkan ramuan merah adalah Anna. Tak lama muncul foto Jane dilangit sembari terdengar suara “Jane dari Klan Pureblood keluar!”


Klan Pureblood yang mendengar hal itu langsung terkejut, terutama Denis yang langsung bangkit dari duduk nya. “Sial! Ternyata Jane benar-benar mempercayai kata-kata Muggle bodoh itu dan pergi menemui mereka.” seru Anthony. Tiba-tiba Denis berkata, “Dimana aku bisa menemukan Muggle itu?” tanya Denis dengan raut wajah penuh amarah. Muggle yang dimaksud oleh Denis adalah Aron. Sebelumnya, Jane sempat bercerita mengenai pertemuannya dengan Aron dan rencana nya tersebut. Denis sudah mengatakan untuk tidak mempercayai Muggle itu. Entah apa yang membuat Jane sangat mempercayai perkataan Aron. “Tidak akan aku biarkan orang yang membuat adikku keluar dapat memenangkan kompetisi.” kata Denis.


Para Pureblood memutuskan bersama-sama ke utara untuk mencari Aron. Tak berselang lama, sampailah Pureblood ke tempat para Muggle berkumpul. Disana ada Hugo, Anna, dan Aron. Denis memperhatihan wajah kedua pria disana, Jane bilang Aron berwajah cukup tampan. Tatapannya berhenti pada pria yang sedang duduk didekat bekas api unggun. “Kau Aron?” tanya Denis memastikan. “I-iya.” jawab Aron terbata. Tanpa basa-basi ditariknya kerah baju Aron oleh Denis dan dihempaskannya tubuh Aron ke tanah. Dengan gerakan secepat kilat, Denis mengayunkan tongkatnya melontarkan sihir Avada Kedavra (sihir yang menyebabkan kematian). “Arghhh!!” teriak Aron yang kemudian jatuh pingsan. Semua orang terkejut termasuk para “orang atas” yang sedang menyaksikan lewat monitor. Baru kali ini ada orang yang berani melakukan pelanggaran berat dengan melontarkan sihir yang menyebabkan kematian. Kemudian, tampaklah foto Aron dan Denis beserta pemberitahuan bahwa mereka berdua telah keluar.


Semua orang yang masih tersisa hanya diam membisu. Mereka masih terdiam bahkan ketika algojo masuk ingin membawa Aron yang pingsan dan juga Denis. Anthony masih tidak percaya dengan kebodohan yang dilakukan Denis. Anthony tahu bahwa Jane sangat menginginkan menang dan tinggal di Midcity. Dan dia juga tahu bahwa Denis sama sekali tidak berniat mengikuti kompetisi ini kalau bukan Jane yang memaksa. “Bukan begini cara membalasnya bodoh! Seharusnya kau berusaha sampai akhir menggapai impian adikmu.” teriak Anthony menatap Denis yang akan dibawa keluar oleh algojo. Denis hanya memberikan tatapan kosong kepada Anthony.


Setelah algojo pergi, Anthony berkata “Well, karena sekarang kita sudah disini, kenapa tidak kita selesaikan saja kompetisi ini”. Semua orang saling bertatapan, kemudian Hugo berkata, “Kalau itu mau mu, ayo kita bertarung satu lawan satu! Secara jantan, bukan dengan tongkat sihir mu itu.” tantang Hugo. “Baik! tampak nya kau ini ingin sekali ku buat seperti teman Muggle mu itu”. Anthony tertawa. Pertarungan antara Hugo dan Anthony pun dimulai.


Sementara itu, Rhodes hanya tersenyum melihat Anna yang sepertinya sedang ketakutan karena Anna tidak tau harus berbuat apa, bahkan kemampuan bertarung pun dia tak punya. Tetapi ada satu hal yang tak disadari para peminum ramuan yaitu sihir yang diserap dapat digunakan. Itu artinya Anna bisa melontarkan sihir yang diserapnya dari Jane. Anna yang ketakutan berjalan mundur ketika Rhodes memandangnya. “Kau tidak perlu takut. Aku tidak akan terlalu kejam pada wanita.” kata Rhodes maju perlahan. “Aku akan menyerah, kumohon jangan mendekat.” Anna memohon. Saat Rhodes membuat gerakan mengayunkan tongkat sihinya, Anna menutupi wajahnya dengan punggung tangannya. Secara mengejutkan, tiba-tiba saja keluar cahaya merah dari telapak tangannya yang menghantam pohon disebelah Rhodes berdiri. Pohon itu tumbang dan mengenai tubuh Rhodes. Anna terkejut. Apa yang telah kulakukan, pikirnya. Tak lama, muncul lah foto Rhodes dilangit dan pemberitahuan bahwa Rhodes telah keluar. Selanjunya, foto Anna juga terlihat dilangit menandakan bahwa Anna juga telah keluar karena melukai Rhodes dengan sihir yang berbahaya.


Kini tersisa Hugo dan Anthony. Mereka berhenti bertarung akibat pemberitahuan bahwa Rhodes dan Anna telah keluar. Tiba-tiba dilangit muncul foto Hugo dan Anthony dengan tulisan “The Winners”. Anthony dan Hugo terkejut bukan main, harusnya mereka senang akan hal ini tetapi bukan begini yang mereka harapkan. Masih dalam perasaan terkejut, mereka harus keluar dari hutan saat para algojo datang menjemput untuk pergi ke Midcity. Kedua klan telah diberi tahu bahwa kompetisi dimenangkan oleh dua orang dari masing-masing klan. Dan responnya sama, mereka bingung dan bertanya-tanya karena baru kali ini Midwinner memenangkan dua pemenang.


Setelah sampai di Midcity, mereka berdua disambut oleh pemimpin Midcity di sebuah ruangan. Anthony, masih dengan perasaan bingung bertanya kepada Ketua. Ketua dengan tenang menjawab pertanyaan Anthony. “Semua yang kami lakukan ada maksud dan tujuannya. Jadi jangan pikir bahwa ini hanya sebatas keberuntungan kalian saja. Oh ya, saya ucapkan selamat kepada kalian berdua karena kalian adalah pemenang dan juga telah menjadi bagian dari Midcity.” jelas si Ketua. Setelah mengatakan itu, Ketua pergi keluar. Anthony dan Hugo masih enggan berbicara satu sama lain. Hening, itu adalah kata yang tepat untuk menggambarkan suasana ruangan tersebut.


Karena terlalu hening, Anthony dan Hugo bahkan dapat mendengar ada pertengkaran adu mulut disebelah ruangan yang mereka tempati. Karena rasa penasaran, Anthony dan Hugo mencoba untuk mendengar pembicaraan mereka. Dan betapa terkejutnya mereka, bahwa yang sedang dibicarakan adalah mengenai keselamatan dunia tempat mereka tinggal. Para ilmuwan dan juga para ahli astronomi berkumpul untuk membicarakan perihal yang sangat darurat. Tak disangka bahwa akan ada sebuah pesawat luar angkasa yang akan mendekati planet ini, hal itu telah terdeteksi oleh beberapa satelit luar angkasa. Dan pesawat luar angkasa itu juga telah mengirimkan pesan aneh yang ternyata merupakan sebuah pesan penyerangan. Itu berarti dunia mereka akan diserang oleh makhluk dari planet lain. Mendengar hal itu, Hugo dan Anthony berfikir bahwa hal mendesak seperti ini tak bisa hanya ditangani oleh orang-orang Midcity saja. Klan Muggle dan Pureblood juga berhak tahu karena dunia ini juga ditinggali oleh mereka. Dengan rasa khawatir yang sama, mereka pergi secara diam-diam dari Midcity untuk memberitahukan bahwa dunia ini sedang tidak aman.


Setelah sampai di perbatasan, mereka berdua berpisah jalur ke tempat masing-masing dengan tujuan yang sama yaitu membantu dunia ini dari ancaman dunia luar. Disisi Muggle, tampak Hugo dengan serius menjelaskan apa yang terjadi, semua orang panik sekaligus tak percaya, tapi Hugo tetap meyakinkan mereka akan baik-baik saja. Begitu juga disisi Pureblood, mereka panik tapi masih enggan untuk bersatu dengan Klan Muggle.


 Membuat keputusan untuk bersatu bukan hal yang mudah bagi kedua klan, melihat selama ini bagaimana mereka saling bermusuhan. Namun, untuk menyelamatkan dunia tempat mereka tinggal, mereka harus mengesampingkan ego masing-masing klan. Akhirnya ketua dari masing-masing klan bertemu dan sepakat bahwa mereka akan bersatu untuk melindungi dunia mereka. Mereka beramai-ramai pergi ke perbatasan dengan arahan dari Anthony dan Hugo. Saat sampai mereka berteriak-teriak agar Midcity membuka jalan untuk mereka karena mereka tahu bahwa para “orang atas” pasti sedang melihat mereka. Akhirnya gerbang ke Midcity terbuka dan semua orang dari Klan Muggle dan Pureblood masuk kesana.


Sesampainya di pusat Midcity, ketua dari masing-masing klan bertemu pemimpin Midcity dan menyampaikan maksud mereka. Awalnya Ketua menolak, tetapi para ketua klan meyakinkan Ketua bahwa dunia ini milik bersama dan kita harus melindunginya bersama-sama. Akhirnya Ketua setuju dan memerintahkan para tentara Midcity untuk memberikan senjata kepada klan muggle dan klan pureblood. Setelah pertarungan yang amat mengerikan melawan makhluk dari planet lain, akhirnya mereka memenangkannya. Dengan bersatu, mereka mampu melawan makhluk jahat yang ingin mengambil alih dunia mereka. Berselang beberapa hari setelah pertarungan, semua orang dari Klan Muggle, Pureblood dan juga Midcity berkumpul di perbatasan untuk mengesahkan persatuan mereka. Sorak-sorai kegembiraan terdengar di seluruh penjuru. Semua orang sedang menyaksikan para ketua klan memberikan pidato di sebuah mimbar.


Sayup-sayup terdengar suara salah satu ketua klan. Kemudian sayup-sayup terdengar lagi suara seseorang memanggil berulang-ulang kali. Suara itu perlahan semakin mengeras, terasa memekakkan telinga. Bahunya terasa ditepuk oleh seseorang. “Hey, Jeff! Apa kau baik-baik saja?” terdengar suara seseorang, Rose. Jeff tersadar bahwa ia masih menatap roulette yang sekarang sedang berhenti di satu nama, Hugo, perwakilan terakhir dari klan Muggle sekaligus untuk kedua klan. Dipandangnya wajah-wajah para perwakilan lainnya. Senyuman Jeff merekah. Apakah ini pertanda baik?

 

--- TAMAT ---

Sampai bertemu kembali di update-an "It's Story Time" lainnya. Tetap tungguin update-an aku yang lainnya juga yaa..

See you !

Tidak ada komentar:

@way2themes