Halo, sobat literasi!
Bagaimana kabar kalian? Pasti baik-baik saja ya kan dan tentunya pasti masih seneng membaca donggg?! hehe. Well, dalam update-an kali ini aku mau berbagi cerita pendek yang pernah aku tulis saat aku kuliah semester 4. Cerita ini merupakan collaboration writing antara aku dan my best partner, Jihan Eliza. Cerita ini bergenre fiksi-aksi yang terinspirasi dari film Harry Potter dan The Hunger Games.
So... Enjoy the story. Hope you guys like it!
The Perfect Circle
Muggle dan Pureblood, dua klan yang hidup
berdampingan didunia ini. Dilihat sekilas mereka terlihat damai, namun sebenarnya ada perang dingin di
antara mereka. Karena yang terlihat dipandangan belum tentu cerminan
kenyataannya, kan? Ada sebuah ikatan rumit diantara mereka. Mengapa? Jawabannya
sudah pasti karena adanya perbedaan di antara kedua klan ini. Perbedaan yang
mengakibatkan klan yang lemah ditindas oleh klan yang kuat.
Klan Muggle adalah klan yang berisi orang-orang yang
sama sekali tidak memiliki kemampuan sihir. Walau begitu, sebenarnya mereka
terlahir sebagai orang-orang yang jenius. Mereka hidup miskin di desa yang
kumuh. Berbanding terbalik dengan Klan Pureblood. Klan Pureblood berisi
orang-orang yang hidup berkecukupan. Sayangnya mereka serakah dan kejam. Satu
hal yang paling menakjubkan adalah mereka memiliki kemampuan sihir. Mereka
selalu memandang rendah Klan Muggle karena para Muggle tidak selevel dengan
mereka.
Hari
ini, tepat pertengahan bulan April, kedua klan ini bersatu di lapangan perbatasan.
Bukan karena mereka ingin berdamai dan memutuskan untuk bersatu. Tujuan mereka
berkumpul disana tidak lain dikarenakan hari ini adalah hari yang mereka
tunggu-tunggu sejak setahun yang lalu. Hari penentuan dimana akan dipilihnya
perwakilan untuk kompetisi besar. Kompetisi yang bisa mengubah hidup para
pemenangnya. Midwinner Competition, sebuah kompetisi bertahan hidup dimana
pemenangnya mendapat kesempatan untuk tinggal di kota yang tak terlihat bernama
Midcity. Semua orang dari kedua klan menganggap bahwa dapat tinggal di Midcity
bagaikan tinggal di surga nan indah.
Sedikit infomasi tentang Midcity, Midcity adalah
kota rahasia bahkan disebut sebagai “kota yang tak terlihat” sebab tidak ada
yang bisa melihat kota tersebut bahkan kedua klan tidak tahu dimana letak pasti
kota tersebut. Kota ini adalah adalah pusatnya peradaban dunia. Kota yang maju
dengan teknologi yang sangat canggih dan modern. Semua orang yang tinggal di
Midcity hidup damai dan tidak pernah kekurangan apapun. Tidak heran jika semua
orang menunggu-nunggu hari ini karena dalam hitungan jam mereka akan mengetahui
siapa yang akan terpilih untuk dapat mengikuti Midwinner Competition.
Cara pemilihan perwakilannya masih tetap sama dengan
tahun-tahun sebelumya yaitu dipilih masing-masing 10 orang volunteer dari kedua
klan yang kemudian namanya akan ditempelkan di dua roulette besar sesuai dengan
asal klan mereka. Kemudian, masing-masing ketua klan akan memutar roulette
tersebut dan mengambil 5 nama yang berasal dari klan mereka. Jadi akan ada
total 10 orang dari kedua klan yang menjadi perwakilan untuk berkompetisi dalam
Midwinner Competition.
Ditengah keramaian orang menyaksikan pemilihan
perwakilan, terlihat seorang pria bertubuh kurus dan berpakaian lusuh.
Pandangannya lurus menatap kedepan. Dari arah belakang, datang seorang wanita
berusia 40-an menepuk pundaknya dan bertanya “Masih belum mau ikut tahun ini
ya, Jeff?”. Pria yang dipanggil Jeff tersebut masih menatap lurus kedepan
“Mungkin tahun depan, Bu.” jawabnya sembari tersenyum kepada Rose, istri dari
ketua Klan Muggle. Selanjutnya mata Jeff terfokus pada roulette yang sedang
berputar.
Sorak-sorai
heboh terdengar dari setiap penjuru lapangan. Akhirnya, mereka mengetahui siapa
yang akan mewakili masing-masing klan berkompetisi dalam Midwinner Competition.
Para perwakilan terpilih dibawa ke ruangan yang dikelilingi kaca. Setelah
diminta menunggu selama 30 menit disana, akhirnya mereka digiring masuk kedalam
hutan yang telah disediakan oleh “orang atas” (sebutan untuk orang-orang
Midcity). Bukan hutan sesungguhnya, itu suatu ruangan besar yang disetting
dengan konsep hutan asli. Hutan tersebut disebut sebagai arena kompetisi.
Setiap orang diberi 7 energi ekstra sebagai nyawa
mereka dalam kompetisi. Jumlah energi tersebut dapat dilihat di pergelangan
tangan mereka. Selain energi, Klan Muggle dilindungi oleh kostum untuk
menangkal sihir yang dapat menyebakan kematian. Jadi muggle hanya akan pingsan
jika terkena lontaran sihir kematian. Energi ekstra tersebut juga dapat
berkurang. Ada beberapa penyebab yang dapat membuat energi berkurang yaitu
terluka dikarenakan serangan muggle atau melanggar larangan melontarkan sihir specta totalus untuk Klan Pureblood.
Serta terlontar serangan sihir yang membuat terluka ataupun berubah wujud untuk
Klan Muggle.
Midwinner Competition mengharuskan setiap perwakilan
untuk menyelesaikan misi. Untuk Klan Muggle, mereka harus mendapatkan sebuah
ramuan yang dapat menyerap kekuatan sihir yang dilontarkan para Pureblood. Pureblood
yang kekuatan sihirnya diserap oleh Muggle dianggap mati dan harus keluar dari permainan.
Sedangkan untuk Pureblood, misi mereka adalah menggagalkan para Muggle
mendapatkan ramuan tersebut. Mereka bebas melontarkan sihir-sihir ringan dan
tidak berbahaya. Jika mereka melontarkan sihir kematian yang menyebabkan Klan
Muggle pingsan maka Pureblood yang melontarkannya dianggap melanggar aturan yang
sangat fatal sehingga si Pureblood harus keluar dari permainan. Begitu pula Muggle
yang pingsan juga dikeluarkan dari permainan. Midcity mengatur rules seperti ini agar para Pureblood lebih
berhati-hati melontarkan sihirnya.
Sebentar
lagi akan dibunyikan sirine tanda permainan dimulai. Semua perwakilan telah
bersiap didalam hutan buatan itu. Setelahnya, terdengar bunyi sirine yang
sangat lantang, semuanya bergerak dari posisi bersiap mereka. Di sisi utara
hutan ada Klan Muggle, tampak Bob dengan tubuh jangkungnya berjalan mendahului
yang lain. Seorang wanita mengejar langkah Bob “ Hei, kenapa kamu sangat terburu-buru?”
kata wanita itu. Bob berhenti sembari melihat kearah Anna, perempuan berambut
panjang dan bermata biru. “Apakah kamu lupa akan misi kita?” bukannya menjawab
Bob malah sarkas bertanya. “Kita harus bergegas untuk mendapatkan ramuan itu,
jangan sampai para Pureblood sombong itu menemukannya sebelum kita.” lanjut Bob
yang kemudian meninggalkan Anna. Anna sudah tidak heran lagi dengan sikap Bob,
dia memang sangat kompetitif dan juga ambisius apalagi jika berkaitan dengan Klan
Pureblood.
Di sisi selatan hutan para Pureblood berkumpul.
“Tidak perlu terburu-buru teman-teman, dengan mata tertutup saja aku yakin kita
dapat mengalahkan para Muggle menyedihkan itu.” kata Anthony diikuti sorak tawa
teman-temannya. Hanya Denis yang tak menghiraukan kata-kata Anthony “Tapi kita
juga tidak bisa menyepelekan para Muggle, mereka lebih hebat dari yang kita
kira.” kata Denis sembari melihat kearah Anthony. Anthony lalu berjalan kearah
Denis, tangannya dengan kuat menarik kerah baju Denis “Kau ini sebenarnya ada
di pihak siapa? Lagakmu seperti meremehkan klan kita” kata Anthony sinis. Denis
hanya terdiam. “Jaga perkataanmu atau aku akan mengeluarkan sihir untuk
membungkam mulutmu!”. Anthony melepaskan genggamanya dari kerah baju Denis lalu
pergi menjauh.
Para Pureblood telah menyisiri sisi selatan hutan
selama 3 jam sejak kompetisi dimulai. Tiba-tiba saja terdengar letusan kembang
api dengan pancaran berwarna kuning dilangit yang menandakan bahwa satu dari
lima ramuan telah ditemukan oleh Muggle. “Lihat Anthony! Mereka pasti telah
menemukan ramuan kuning” seru Jane panik. Tentu saja perempuan cantik berkulit
putih itu panik, bagaimanan bisa Muggle menemukan ramuan itu dengan sangat
cepat. “Kita harus apa sekarang?” tanya Jane kepada teman-temannya. “Kau pikir
saja sendiri kita harus apa!” sarkas Anthony kepada Jane.
1
jam sebelum ada pancaran kembang api itu, tak disangka bahwa Muggle yang
pertama kali menemukan ramuan tersebut adalah Hugo. Lelaki berkulit gelap itu
menemukan ramuan tersebut di hulu sungai saat sedang mencuci muka. Untuk
mendapatkan ramuan itupun Hugo harus berurusan dengan serigala buas. Dengan
kejeniusannya tanpa pikir panjang Hugo segera menyalakan api dengan
menggesekkan sebatang kayu kering ke kayu lainnya. Ia berhasil menyalakan api
walaupun membutuhkan waktu yang cukup lama.
Ia segera menyebarkan api sehingga membatasi gerakan singa. Setelah ia
memastikan singa buas itu kehilangan ruang gerak, dengan santainya ia melangkah
meraih ramuan kuning itu. Begitulah cerita dibalik penemuan ramuan pertama.
6 jam kemudian, kegelapan menemani mereka. Hari
sudah hampir tengah malam. Anna berjalan dikegelapan malam, membuka mata
lebar-lebar mencari ramuan lainnya. Matanya memicing melihat sinar merah
menyala dibalik pohon pinus dihadapannya. Ia segera mendekati dan langsung
menyadari bahwa itu adalah ramuan merah. Saat tangannya mencoba menggapai
ramuan tersebut, seketika muncul sinar dari belakang tubuh Anna yang hampir
mendekatinya. “Awas!” teriak Hugo mendorong Anna kesamping dan menggantikan
posisi Anna yang akan terkena sinar tersebut. Tepat dihadapan mereka, ada Maxim
yang melontarkan sihir Relashio
(sihir yang dapat membuat orang yang terlontar terhempas kebelakang).
Maxim tersenyum mengejek dari kejauhan melihat
betapa bodoh pria dihadapannya mau saja menggantikan posisi wanita itu. Namun
senyumannya menghilang setelah melihat tubuh pria tersebut memancarkan sinar
kuning yang segera menghantam tubuhnya dan menyerap kekuatan sihirnya.
“Arghh!!!” teriak Hugo dan Maxim bersamaan. Perlahan sinar kuning itu menghilang
menyatu kedalam tubuh Hugo. Maxim terkulai lemas, ia tidak menyangka ada Muggle
lain selain wanita itu disekitar sini. Dan naas nya Muggle itu adalah orang
yang telah menemukan ramuan. Tiba-tiba diatas langit muncul foto Maxim sembari
terdegar suara “Maxim dari Klan Pureblood keluar”.
“Astaga! Itu sangat mengejutkan.” Anna bersuara
setelah algojo Midwinner Competition membawa keluar Maxim dari arena. Dia masih
tidak percaya dengan apa yang barusan terjadi. Hugo disebelahnya hanya
terkekeh. Anna segera menggapai ramuan merah yang ingin dia ambil tadi. Dia
terdiam melihat ramuan itu. Haruskah aku minum sekarang atau nanti saja,
pikirnya. Di sisi hutan lainnya, para Pureblood terkejut dan tak menyangka
bahwa orang pertama yang keluar dari kompetisi adalah dari klan Pureblood.
“Apa? Aku pasti salah dengarkan?” tanya Anthony ingin memastikan bahwa
pendengaran nya salah. “Sayangnya apa yang kau dengar adalah kenyataanya.”
sahut Denis.
Cukup lama Anna terdiam. Hugo yang melihat Anna
terdiam merasa heran. “Apa yang kau pikirkan? Kau tidak akan meminumnya?” tanya
Hugo penasaran. “Tidak. Tentu saja aku akan meminumnya” sahut Anna cepat. “Kau
pikir aku bodoh menyia-nyiakan hal bagus seperti ini. Aku hanya berpikir apa
aku harus minumnya sekarang atau nanti.” lanjut Anna. “Apa? Tentu saja kau
harus meminumnya sekarang.” seru Hugo cepat. “Kau tidak akan tau apa yang akan
terjadi kedepannya. Bisa saja setelah ini mereka akan menargetkanmu lagi”
lanjut Hugo. “Hm..kau benar” Anna setuju dengan perkataan Hugo. Akhirnya Anna
memutuskan untuk meminum ramuan itu sekarang.
‘Duarrr!’ suara letusan kembang api kembali
terdengar dengan pancaran berwarna merah di langit. Bagai tersambar petir di
siang bolong. Para Pureblood kembali dikejutkan dengan fakta bahwa ramuan merah
telah ditemukan oleh Muggle. “What the--”
teriak Anthony tidak percaya. Rhodes, pria bertubuh kekar dengan kulit eksotis
menghampiri Anthony. “Calm down, boy!
Kita bisa buat mereka menyesal bermain-main dengan kita.” katanya. “Well, you’re right. Akan kubuat mereka
menyesal” balas Anthony dengan senyuman jahat diwajahnya. Waktu berlalu dengan
cepat. Tidak terasa sudah tengah malam. Kedua klan memilih untuk beristirahat.
Masing-masing dari mereka mencari tempat istirahat yang aman.
Keesokan harinya, Ben, pria bertubuh gendut berjalan
menyusuri hutan untuk mencari ramuan lainnya. Matanya fokus memandangi
spot-spot yang dia pikir akan ada ramuan yang bersembunyi disana. Akibat
terlalu fokus mencari ramuan, Ben tidak menyadari ada Pureblood disekitarnya. “Gotcha! I got you, boy!” seru si Pureblood
mengejutkan Ben. Ben yang sedang lengah terlontar sihir vera verto dari Jane (sihir
yang dapat mengubah manusia menjadi makhluk yang diinginkan si penyihir). Jane
menyihir Ben menjadi belalang. Sihir itu hanya akan bertahan selama satu jam.
Walau begitu, energi yang tersihir tetap akan berkurang karena mereka berubah
wujud. “Bye, buddy!” kata Jane sambil
tertawa puas meninggalkan Ben yang berubah menjadi belalang.
Satu jam berlalu, Ben telah berubah ke wujud semula.
Dia melihat pergelangan tangannya, ada 3 garis disana “Oh, God! I’ve lost my energy again. For God’s sake it’s the fourth time
already!” teriaknya panik. Yeah. Ini sudah keempat kalinya Ben bertemu
dengan Pureblood. Dua kali terjadi kemarin saat pertandingan baru mulai sekitar
5 jam. Ben teringat pertemuan ketiganya pada pagi ini. Saat itu ia sedang
mencoba turun dari pohon tempat dia tidur. Ben kesulitan turun karena badannya yang
gendut. Sialnya, rupanya ada Pureblood dibawah yang menahan tawa melihat Ben.
“Butuh bantuan teman? Aku akan dengan senang hati membantumu.” tanya Rhodes dengan
tawa kencangnya. “No, thanks. Tolong
tinggalkan aku sendiri!” kata Ben masih berusaha untuk turun. “Well, kau tidak perlu sungkan. Aku tidak
butuh ucapan terima kasihmu karena aku hanya ingin bermain” kata Rhodes
menyeringai. Dengan cepat Rhodes melontarkan sihir wingscrucio (sihir yang membuat orang melayang-layang diudara dalam
beberapa menit). Energi Ben berkurang
karena saat terjatuh tangannya tergores serpihan batu. “Argh.. I’m sick of them” kata Ben setelah ia kembali pada kenyataan.
Di sisi hutan yang lain, terlihat dua pasang mata
yang saling beradu pandang. “Jatuhkan tongkat sihir mu itu, ayo kita bertarung
secara jantan!” tantang Bob. Anthony yang mendengarnya hanya terkekeh “Tanpa
melontarkan sihir pun, aku akan dengan mudah mengalahkanmu dasar Muggle menjijikkan.”
katanya menerima tantangan Bob. Ia menjatuhkan tongkatnya disisi kiri tubuhnya.
Selanjutnya, terjadilah pertarungan yang sangat sengit diantara mereka. Setelah
pertarungan sengit itu terjadi beberapa saat, Anthony menyadari bahwa energi
ekstra mereka pasti akan berkurang. Dan benar saja, dia melihat bahwa energi
nya tinggal 6 garis “Oke, aku bukannya ingin menyerah darimu tetapi tidak kah
kau menyadari bahwa energimu berkurang?” tanya Anthony mundur menjauh.
“Lihatlah kau sudah banyak terluka. Kau akan menyia-nyiakan energimu jika
bertarung denganku.” lanjut Anthony tertawa menjengkelkan. Bob melihat
pergelangan tangannya, “tersisa 3 garis,” pikirnya. “Baiklah, kita berhenti
saja”. Bob memutuskan untuk berhenti karena jika dilanjutkan ia yang akan kalah
duluan.
Senyum mengejek terlukis di wajah Anthony “Alright. Keputusan yang bagus.” katanya.
Keduanya menjauh dari tempat pertandingan mereka tadi. Anthony berjalan kearah
barat sedangkan Bob berjalan kearah timur. Tanpa disadari Bob, Anthony berbalik
arah. Dia menatap punggung Bob yang perlahan menjauh. Ide licik terlintas
dipikirannya. “Fool is always a fool.”
katanya dalam hati. Dia mengayunkan tongkatnya melontarkan sihir specta totalus (sihir yang dapat membuat
orang mendapat luka goresan). Anthony melontarkan sihir tersebut 4 kali
sehingga Bob langsung mendapatkan 4 luka sekaligus. “Arghhh!” teriak Bob
kesakitan. Tak lama setelah itu, di langit muncul foto Bob sembari terdengar
suara “Bob dari Klan Muggle keluar.”
Dari arah barat, muncul Ben dengan gerak-gerik
mencari sesuatu. “Wow. Beruntung sekali aku menemukan target baru.” kata
Anthony melihat Ben yang masih belum menyadari keberadaannya. Bagi Anthony
bertemu Ben adalah keberuntungan namun tidak bagi Ben. Entah Dewi Fortuna
sedang tidak berpihak kepadanya atau memang hidupnya ditakdirkan selalu sial.
Ini yang kelima kalinya Ben bertemu Pureblood. “Hai! sedang berjalan-jalan ya,
gendut?” tanya Anthony dengan nada mengejek. Ben tersadar ada orang lain
didepannya. “Astaga! Kenapa dari semua Pureblood aku harus bertemu Anthony.” ucapnya
dalam hati. “Apa yang akan kamu lakukan kepadaku Anthony?” tanya Ben gemetar. “Well, aku tidak akan membunuhmu walau
sebenarnya aku ingin.” jawab Anthony santai. “Hanya saja ini akan sedikit
sakit, big boy.” lanjut Anthony
sembari mengangkat tongkat sihirnya ingin melontarkan sihir. “Darn it!” umpat Ben saat melihat burung
terbang kearahnya. Rupanya Anthony melontarkan sihir Avis (sihir yang dapat mengeluarkan burung-burung dari tongkat
sihir dan akan mengerumuni targetnya). Ben berlari menghindari. Dia terluka
karena terjatuh berkali-kali. Akhirnya, Ben kehilangan seluruh sisa energi
ekstranya. Kemudian, foto Ben muncul di langit sembari terdengar suara yang
sama “Ben dari Klan Muggle keluar.”
Suara itu terdengar keseluruh penjuru hutan. Para Muggle
yang tersisa sangat kaget mendengarnya. “Bob dan Ben sudah keluar, hanya
tersisa kita bertiga. Aku tidak yakin salah satu dari kita bisa bertahan hingga
akhir jika hanya diam dan tidak berbuat apa-apa.” kata Anna melihat kearah
Hugo. Hugo tahu Anna sedang menyindir Aron. Aron yang merasa tersindir pun
bersuara, “Hey Anna bicaralah tepat didepan wajahku jika kau membicarakanku!”
seru lelaki tampan itu tidak terima. “Wow. Ternyata kau mengakui ya perbuatanmu.”
kata Anna mengejek. “Kau pikir dengan berdiam saja bisa membuat kita menang?!”
tanya Anna dengan tatapan sinis. “Hah! memangnya aku harus melaporkan segala
hal yang kulakukan pada kalian?” Aron terpancing emosi. “Kau tahu, aku sudah
berusaha mencari namun aku belum bisa menemukannya. Tanya saja Hugo.” Anna
menatap Hugo meminta penjelasan. “Yeah benar dia juga mencari. Kami beberapa
kali menyusuri hutan bersama.” Hugo menjelaskan. “Tapi kau memang lebih banyak diam
daripada mencari.” kata Hugo menatap wajah Aron. Mendengar itu, Aron pergi
meninggalkan Anna dan Hugo.
Sudah 2 hari berlalu sejak Bob dan Ben keluar. Belum
ada yang keluar ataupun mendapatkan ramuan lainnya. Aron pun masih kesal dengan
teman satu klannya. Dia bertekad untuk membuktikan bisa mendapatkan ramuan lainnya.
Saat sedang berjalan mencari ramuan, Aron melihat seorang wanita cantik tengah
duduk dibawah pohon sambil memainkan tongkat sihirnya. Sudah jelas bahwa orang
itu adalah Jane. Bagai tersihir akan kecantikan Jane, Aron terus memandanginya.
Jane tersadar dan berdiri dengan posisi siap bertarung. “Oh, maaf. Aku tidak
bermaksud menganggumu.” Jane heran apa pria ini tidak takut kepadanya. “Kau
sangat cantik.” tutur Aron tersipu malu. Jane yang mendengar itu menyadari
bahwa pria itu terpesona kecantikannya.
Mungkin aku bisa mendapat informasi tentang Klan
Muggle darinya, pikir Jane. “Kau berlebihan, aku tidak cukup cantik.” kata Jane
dengan ekspresi malu-malu palsunya. “Omong-omong, sedang apa kau disini? Oh ya,
aku Jane.” Jane mengulurkan tangannya yang tentu saja disambut bahagia oleh
Aron. “Aku Aron. Hm… Tidak ada, hanya sedang menyusuri daerah ini.” jawab Aron
yang masih menjabat tangan Jane. “Tapi aku tidak menyangka akan bertemu
bidadari disini.” kata Aron setelah jabatan tangan mereka terlepas. “Kamu
berlebihan, Aron. Lalu kenapa kamu tidak bersama teman-temanmu?” tanya Jane
mengorek informasi. “Aku sedang bertengkar dengan mereka.” ceplos Aron. “Mereka
merundungmu? tanya Jane. “Tentu saja tidak, memangnya aku terlihat seperti
orang yang mudah dirundung. Aku hanya kesal kepada mereka, kau pasti tahu sudah
ada 2 anggota klan ku yang keluar dan mereka malah menyalahkanku karena aku
belum bisa menemukan ramuan.” jawab Aron cepat. “Apalagi si Anna, dia yang
paling menyalahkanku, lagaknya seperti orang yang paling hebat!” lanjut Aron
emosi. “Oh ya? Aku tak menyangka teman-temanmu melakukan itu. Lalu bagaimana
dengan si Anna itu? Apa dia memang benar-benar hebat.” Jane berpura-pura
tertarik. “Anna? Dia yang paling sombong, jika dia memang benar-benar hebat
tidak mungkin energy ekstranya tinggal tiga.” tanpa sadar Aron membuka rahasia.
Mendengar hal itu, terbesit dipikiran Jane apa yang akan dia lakukan besok.
Keesokan harinya, dengan rencana
yang sudah berada digenggaman, Jane pergi kearah utara. Dia kesana untuk
menemui Anna. Setelah sampai ke utara, dia menemukan Anna yang terlihat
kebingungan dengan kedatangan Jane. “Kenapa melihatku seperti itu? Tidak pernah
melihat Pureblood, kah?” tanya Jane dengan nada mengejek. “Tidak. hanya heran
saja, kenapa seseorang Pureblood rela datang menemui Muggle seperti kami”.
Jawab Anna yang saat itu sedang bersama Hugo. “Tentu saja ingin menghabisi kalian,
terutama kamu Anna.” cemooh Jane.
Mendengar perkataan Jane, Anna berfikir
Jane pasti mengetahui bahwa energinya tinggal sedikit, maka dari itu dia
menargetkan dirinya. Tapi yang tidak diketahui Jane adalah Anna telah meminum
ramuan, kalau Jane tau mana mungkin dia akan kesini. “Kalau begitu, ayo kita
bertarung!” tantang Anna. “Memangnya kamu bisa apa? Hahaha”. Ejek Jane. Anna
tak mengetahui bahwa pembicaraan itu hanyalah pengalihan karena tiba-tiba Jane
melontarkan sihir Expluso (sihir yang
membuat sesuatu meledak) kearah batu besar yang ada dibelakang Anna. Jika dia
melontarkan sihir itu langsung kepada Anna, itu bisa dianggap pelanggaran. Hugo
yang melihat itu segera berlari kearah Jane dan mengarahkan tongkat sihir Jane
kearah Anna. Akhirnya Anna menyerap sihir yang dilontarkan Jane, Jane tidak
menyangka yang mendapatkan ramuan merah adalah Anna. Tak lama muncul foto Jane
dilangit sembari terdengar suara “Jane dari Klan Pureblood keluar!”
Klan Pureblood yang mendengar hal
itu langsung terkejut, terutama Denis yang langsung bangkit dari duduk nya. “Sial!
Ternyata Jane benar-benar mempercayai kata-kata Muggle bodoh itu dan pergi
menemui mereka.” seru Anthony. Tiba-tiba Denis berkata, “Dimana aku bisa menemukan
Muggle itu?” tanya Denis dengan raut wajah penuh amarah. Muggle yang dimaksud
oleh Denis adalah Aron. Sebelumnya, Jane sempat bercerita mengenai pertemuannya
dengan Aron dan rencana nya tersebut. Denis sudah mengatakan untuk tidak
mempercayai Muggle itu. Entah apa yang membuat Jane sangat mempercayai
perkataan Aron. “Tidak akan aku biarkan orang yang membuat adikku keluar dapat
memenangkan kompetisi.” kata Denis.
Para Pureblood memutuskan
bersama-sama ke utara untuk mencari Aron. Tak berselang lama, sampailah Pureblood
ke tempat para Muggle berkumpul. Disana ada Hugo, Anna, dan Aron. Denis
memperhatihan wajah kedua pria disana, Jane bilang Aron berwajah cukup tampan.
Tatapannya berhenti pada pria yang sedang duduk didekat bekas api unggun. “Kau
Aron?” tanya Denis memastikan. “I-iya.” jawab Aron terbata. Tanpa basa-basi
ditariknya kerah baju Aron oleh Denis dan dihempaskannya tubuh Aron ke tanah.
Dengan gerakan secepat kilat, Denis mengayunkan tongkatnya melontarkan sihir Avada Kedavra (sihir yang menyebabkan
kematian). “Arghhh!!” teriak Aron yang kemudian jatuh pingsan. Semua orang
terkejut termasuk para “orang atas” yang sedang menyaksikan lewat monitor. Baru
kali ini ada orang yang berani melakukan pelanggaran berat dengan melontarkan
sihir yang menyebabkan kematian. Kemudian, tampaklah foto Aron dan Denis
beserta pemberitahuan bahwa mereka berdua telah keluar.
Semua orang yang masih tersisa hanya
diam membisu. Mereka masih terdiam bahkan ketika algojo masuk ingin membawa
Aron yang pingsan dan juga Denis. Anthony masih tidak percaya dengan kebodohan
yang dilakukan Denis. Anthony tahu bahwa Jane sangat menginginkan menang dan
tinggal di Midcity. Dan dia juga tahu bahwa Denis sama sekali tidak berniat
mengikuti kompetisi ini kalau bukan Jane yang memaksa. “Bukan begini cara
membalasnya bodoh! Seharusnya kau berusaha sampai akhir menggapai impian
adikmu.” teriak Anthony menatap Denis yang akan dibawa keluar oleh algojo.
Denis hanya memberikan tatapan kosong kepada Anthony.
Setelah algojo pergi, Anthony
berkata “Well, karena sekarang kita
sudah disini, kenapa tidak kita selesaikan saja kompetisi ini”. Semua orang
saling bertatapan, kemudian Hugo berkata, “Kalau itu mau mu, ayo kita bertarung
satu lawan satu! Secara jantan, bukan dengan tongkat sihir mu itu.” tantang
Hugo. “Baik! tampak nya kau ini ingin sekali ku buat seperti teman Muggle mu itu”.
Anthony tertawa. Pertarungan antara Hugo dan Anthony pun dimulai.
Sementara itu, Rhodes hanya
tersenyum melihat Anna yang sepertinya sedang ketakutan karena Anna tidak tau
harus berbuat apa, bahkan kemampuan bertarung pun dia tak punya. Tetapi ada
satu hal yang tak disadari para peminum ramuan yaitu sihir yang diserap dapat
digunakan. Itu artinya Anna bisa melontarkan sihir yang diserapnya dari Jane.
Anna yang ketakutan berjalan mundur ketika Rhodes memandangnya. “Kau tidak
perlu takut. Aku tidak akan terlalu kejam pada wanita.” kata Rhodes maju
perlahan. “Aku akan menyerah, kumohon jangan mendekat.” Anna memohon. Saat
Rhodes membuat gerakan mengayunkan tongkat sihinya, Anna menutupi wajahnya
dengan punggung tangannya. Secara mengejutkan, tiba-tiba saja keluar cahaya
merah dari telapak tangannya yang menghantam pohon disebelah Rhodes berdiri. Pohon
itu tumbang dan mengenai tubuh Rhodes. Anna terkejut. Apa yang telah kulakukan,
pikirnya. Tak lama, muncul lah foto Rhodes dilangit dan pemberitahuan bahwa
Rhodes telah keluar. Selanjunya, foto Anna juga terlihat dilangit menandakan
bahwa Anna juga telah keluar karena melukai Rhodes dengan sihir yang berbahaya.
Kini tersisa Hugo dan Anthony.
Mereka berhenti bertarung akibat pemberitahuan bahwa Rhodes dan Anna telah keluar.
Tiba-tiba dilangit muncul foto Hugo dan Anthony dengan tulisan “The Winners”.
Anthony dan Hugo terkejut bukan main, harusnya mereka senang akan hal ini
tetapi bukan begini yang mereka harapkan. Masih dalam perasaan terkejut, mereka
harus keluar dari hutan saat para algojo datang menjemput untuk pergi ke
Midcity. Kedua klan telah diberi tahu bahwa kompetisi dimenangkan oleh dua
orang dari masing-masing klan. Dan responnya sama, mereka bingung dan
bertanya-tanya karena baru kali ini Midwinner memenangkan dua pemenang.
Setelah sampai di Midcity, mereka
berdua disambut oleh pemimpin Midcity di sebuah ruangan. Anthony, masih dengan
perasaan bingung bertanya kepada Ketua. Ketua dengan tenang menjawab pertanyaan
Anthony. “Semua yang kami lakukan ada maksud dan tujuannya. Jadi jangan pikir
bahwa ini hanya sebatas keberuntungan kalian saja. Oh ya, saya ucapkan selamat
kepada kalian berdua karena kalian adalah pemenang dan juga telah menjadi
bagian dari Midcity.” jelas si Ketua. Setelah mengatakan itu, Ketua pergi
keluar. Anthony dan Hugo masih enggan berbicara satu sama lain. Hening, itu
adalah kata yang tepat untuk menggambarkan suasana ruangan tersebut.
Karena terlalu hening, Anthony dan
Hugo bahkan dapat mendengar ada pertengkaran adu mulut disebelah ruangan yang
mereka tempati. Karena rasa penasaran, Anthony dan Hugo mencoba untuk mendengar
pembicaraan mereka. Dan betapa terkejutnya mereka, bahwa yang sedang
dibicarakan adalah mengenai keselamatan dunia tempat mereka tinggal. Para ilmuwan
dan juga para ahli astronomi berkumpul untuk membicarakan perihal yang sangat
darurat. Tak disangka bahwa akan ada sebuah pesawat luar angkasa yang akan
mendekati planet ini, hal itu telah terdeteksi oleh beberapa satelit luar
angkasa. Dan pesawat luar angkasa itu juga telah mengirimkan pesan aneh yang ternyata
merupakan sebuah pesan penyerangan. Itu berarti dunia mereka akan diserang oleh
makhluk dari planet lain. Mendengar hal itu, Hugo dan Anthony berfikir bahwa
hal mendesak seperti ini tak bisa hanya ditangani oleh orang-orang Midcity
saja. Klan Muggle dan Pureblood juga berhak tahu karena dunia ini juga
ditinggali oleh mereka. Dengan rasa khawatir yang sama, mereka pergi secara
diam-diam dari Midcity untuk memberitahukan bahwa dunia ini sedang tidak aman.
Setelah sampai di perbatasan, mereka
berdua berpisah jalur ke tempat masing-masing dengan tujuan yang sama yaitu
membantu dunia ini dari ancaman dunia luar. Disisi Muggle, tampak Hugo dengan
serius menjelaskan apa yang terjadi, semua orang panik sekaligus tak percaya,
tapi Hugo tetap meyakinkan mereka akan baik-baik saja. Begitu juga disisi
Pureblood, mereka panik tapi masih enggan untuk bersatu dengan Klan Muggle.
Membuat keputusan untuk bersatu bukan hal yang
mudah bagi kedua klan, melihat selama ini bagaimana mereka saling bermusuhan.
Namun, untuk menyelamatkan dunia tempat mereka tinggal, mereka harus
mengesampingkan ego masing-masing klan. Akhirnya ketua dari masing-masing klan
bertemu dan sepakat bahwa mereka akan bersatu untuk melindungi dunia mereka.
Mereka beramai-ramai pergi ke perbatasan dengan arahan dari Anthony dan Hugo.
Saat sampai mereka berteriak-teriak agar Midcity membuka jalan untuk mereka
karena mereka tahu bahwa para “orang atas” pasti sedang melihat mereka. Akhirnya
gerbang ke Midcity terbuka dan semua orang dari Klan Muggle dan Pureblood masuk
kesana.
Sesampainya di pusat Midcity, ketua
dari masing-masing klan bertemu pemimpin Midcity dan menyampaikan maksud
mereka. Awalnya Ketua menolak, tetapi para ketua klan meyakinkan Ketua bahwa
dunia ini milik bersama dan kita harus melindunginya bersama-sama. Akhirnya Ketua
setuju dan memerintahkan para tentara Midcity untuk memberikan senjata kepada klan
muggle dan klan pureblood. Setelah pertarungan yang amat mengerikan melawan makhluk
dari planet lain, akhirnya mereka memenangkannya. Dengan bersatu, mereka mampu
melawan makhluk jahat yang ingin mengambil alih dunia mereka. Berselang
beberapa hari setelah pertarungan, semua orang dari Klan Muggle, Pureblood dan
juga Midcity berkumpul di perbatasan untuk mengesahkan persatuan mereka. Sorak-sorai
kegembiraan terdengar di seluruh penjuru. Semua orang sedang menyaksikan para
ketua klan memberikan pidato di sebuah mimbar.
Sayup-sayup terdengar suara salah
satu ketua klan. Kemudian sayup-sayup terdengar lagi suara seseorang memanggil
berulang-ulang kali. Suara itu perlahan semakin mengeras, terasa memekakkan
telinga. Bahunya terasa ditepuk oleh seseorang. “Hey, Jeff! Apa kau baik-baik
saja?” terdengar suara seseorang, Rose. Jeff tersadar bahwa ia masih menatap
roulette yang sekarang sedang berhenti di satu nama, Hugo, perwakilan terakhir
dari klan Muggle sekaligus untuk kedua klan. Dipandangnya wajah-wajah para
perwakilan lainnya. Senyuman Jeff merekah. Apakah ini pertanda baik?
--- TAMAT
---
Sampai bertemu kembali di update-an "It's Story Time" lainnya. Tetap tungguin update-an aku yang lainnya juga yaa..
See you !